Tuesday, February 26, 2013
cara beternak kelinci
Suhu rata-rata di Indonesia sangat baik untuk kehidupan kelinci. Karena itu tidak perlu menyalahkan suhu ketika mendapati kelinci mati atau gagal beternak. Kebersihan kandang mutlak dilakukan karena kelinci tidak bisa hidup dalam situasi kotor. Ini adalah prinsip ketika kelinci hidup dibatasi dalam kandang, dipastikan menuntut perhatian kebersihan yang khusus. Kebanyakan kegagalan peternak kelinci di Indonesia selain karena pakan yang tidak teratur, juga akibat perilaku jorok. Perlakuan ”manusiawi” adalah cara terbaik untuk meraih sukses. Sudah saatnya praktek-praktek diskriminatif terhadap hewan dihentikan. Kelinci adalah makhluk hidup yang bisa merasakan senang, bahagia, tentram, sekaligus memiliki perasaan sakit, tertekan dan resah.
Perlakuan terhadap kelinci seperti menyeret kaki atau mengangkat telinga misalnya, adalah kebiasaan buruk yang harus ditinggalkan. Syaraf telinga sangat sensitif. Kelinci bisa jadi stres dan gila jika sering ditarik telinganya. Kebiasaan buruk di lingkungan kita seperti ini tidak disadari dan akhirnya menurunkan kesehatan kelinci. Kelinci diharapkan menghasilkan uang yang baik dengan biaya serendah mungkin. Tapi kelinci di dalam kandang peternakan “bukanlah barang dagangan”. Ia mahkluk hidup yang harus diurus sesuai standar kehidupannya, bukan standar uang. Modal dasar kelinci juga harus diperhitungkan kemampuan dalam memberikan pasokan makanan terhadap kelinci. Prinsipnya, ekonomis boleh, tapi ekonomisme harus dihindari. Sebagai tambahan, dunia peternakan tak bisa dipisahkan dari pertanian. Karena itu budidaya kelinci juga harus melihat aspek lahan. Lingkungan perkotaan, meski mendukung dalam aspek pemasaran kelinci dan pupuk, tetapi tidak mendukung aspek pakan, utamanya rumput. Idealnya peternakan mampu mendorong pertanian, demikian pula sebaliknya. Urin dan feses memiliki nilai guna lebih bagi pertanian. Dengan pupuk tersebut peternak dapat menanam wortel atau pohon pepaya serta menyuburkan rumput sumber pakan bergizi buat kelinci. Analisa kesuksesan atau kegagalan sebuah usaha ternak kelinci di sini dapat dilihat dari sisi internal peternakan, seperti kualitas kebersihan/kesehatan, produktivitas dan kualitas kelinci. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang menyebabkan kegagalan seperti ditipu pembeli, kelinci keracunan lalu mati, atau karena faktor lain bukanlah ukuran yang layak. Mungkin bagi sebagian orang memakan daging kelinci adalah syubhat (samar) karena perbedaan pandangan/pendapat. Ada yang berpendapat halal dan ada juga yang berpendapat haram. (ada di antara peserta yang nyletuk : kan makannya rumput bos). Berikut akan kami nukilkan sebuah hadits shahih (insyaallah) mengenai hukum makan daging kelinci
Anas bin Malik r.a berkata : Kami kejutkan binatang kelinci (arnab) di Marridh Dhahran lalu kawan-kawan kamipun memburunya dan merekapun lelah. Kemudian aku mendapatkannya lalu aku menangkapnya dan aku membawanya kepada abu Thalhah, maka beliaupun menyembelihnya dan beliau mengirim daging di atas paha atau dua pahanya kepada Rasulullahsaw menerimanya dan memakannya (HR Bukhari, Muslim) Mengapa memilih beternak kelinci? pertanyaan yang wajar bagi orang yang belum mengenal lika-liku bisnis beternak kelinci. Maka dari itu kami bisa memberikan beberapa alasan agar anda tidak ragu lagi untuk mencoba usaha ini dan semakin mantap bagi yang telah menekuni bidang ini. Di antara alasan mengapa memilih beternak kelinci adalah sebagai berikut :
1. Pemeliharaan dan perawatannya mudah
2. Tidak membutuhkan lahan yang luas
3. Biaya produksi relatif murah sehingga tidak membutuhkan modal besar
4. Ternak penghasil daging berkualitas dengan kadar lemak rendah
5. Ketersediaan pakan yang melimpah, karena mampu memanfaatkan pakan dari sisa dapur
dan hasil sampingan produk pertanian
6. Termasuk ternak yang prolific, yaitu ternak yang mampu beranak banyak per kelahiran
7. Hasil sampingannya pun masih bisa dimanfaatkan
Sedikit kami singgung tentang panca usaha peternakan :
1. Penggunaan bibit unggul
2. perkandangan yang memenuhi syarat
3. pemberian ransum yang tepat (kwantitas dan kualitas)
4. Pencegahan penyakit
5. Pemasaran hasil atau produk
Tujuan Beternak Kelinci
Dalam memelihara ternak kelinci, harus ada tujuan dari produk utama yang diinginkan, hal ini untuk menunjang keberhasilan dalam usaha ternak kelinci, karena dengan adanya tujuan pemeliharaan maka akan memudahkan dalam penentuan pakan, manajemen kandang, reproduksi, dan pemasaran. Ada beberapa jenis kelinci yang diternakan khusus sebagai penghasil DAGING ( Carolina, Simonoire, Giant Chinchila), KULIT BULU (Rex, Satin), KULIT BULU dan DAGING (New Zealand White, Flemish Giant, Californian, English Spot), WOL (Angora), FANCY (Lop Dwarf, Dutch,Netherland Dwarf).
Penghasil Daging
Penyediaan daging untuk memenuhi standar kecukupan- pangan berarti harus meningkatkan produksi ternak.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut tampaknya kurang optimistik bila hanya dipenuhi oleh ternak sapi, kerbau, domba, kambing, babi dan unggas saja, karena ternak ruminansia lambat tingkat reproduksinya, sedangkan unggas dan babi meskipun rempunyai kapasitas reproduksi yang tinggi dan tingkat pertumbuhan yang cepat, masih membutuhkan pakan _yang mahal harganya dan berkompetesi dengan kebutuhan manusia. Untuk dapat memenuhi penyediaan daging dan penganeka ragaman komoditas hasil ternak, maka perlu dicari jenis ternak yang mempunyai potensi biologis tinggi dan ekonomis sebagai ternak penghasil daging, salah satunva ternak kelinci.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap penghasil daging yaitu bangsa, bobot lahir, bobot sapih, umur potong dan kualitas serta kuantitas pakan yang diberikan. Pemberian pakan pada kelinci tipe pedaging harus diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dengan kualitas pakan yang diberikan mengandung protein tinggi (16 %) dan Energi Metabolis (2500 Kkal), dengan umur potong 2 bulan dengan berat badan mencapai 2 kg, Untuk produk daging yang dihasilkan ada 2 istilah yang digunakan pada kelinci, yaitu Fryer dan Roaster. Bila daging yang dihasilkan berasal dari kelinci yang dipotong umur 8 – 10 bulan dengan berat badan 2 kg, maka daging yang dihasilkan disebut Fryer, sedangkan bila daging yang dihasilkan berasal dari kelinci yang dipotong umurr lebih dari 10 bulam disebut Roaster.
Di Amerika dan Eropa , kelinci dipotong secara komersial , dipotong pada umur 8 – 10 minggu, sangat disukai konsumen (90 – 95 % )menyatakan suka, pada umur potong tersebut dicapai berat karkas 50 – 54 %, dan edible meat 70 – 80 % dari berat karkas. Selanjutnya untuk roaster, berat badan lebih dari 2 kg, persentase karkas 55 – 65 %, dengan edibel meat 87- 90 persen dari karkas. Dalam pemeliharaan ternak kelinci untuk penghasil daging, sisten kandang yang digunakan sebaiknya sistem postal, dan dalam pemeliharaan berkelompok dengan umur yang sama. Dalam manajemen reproduksinya, harus dipikirkan penyediaan induk dan pejantannya, karena dalam perdagangan kita harus berorientasi permintaan pasar yang selalu tersedia sehingga kita harus dapat memanage perkawinan dan kelahiran, dalam hal ini diperlukan induk dari keturunan yang besar, bobot lahir yang tinggi, bobot sapih yang tinggi, mothering ability yang baik, umur sapih yang cepat.
Penghasil Kulit
Dalam beberapa hal kulit kelinci mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada daging yang dihasilkan, hal ini disebabkan dari hasil kulit akan selalu memberikan pendapatan yang bermanfaat bagi peternak untuk menggantikan biaya produksinya. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap produksi kulit adalah bangsa, umur potong, jenis kelamin, iklim dan kesehartan ternak. Tata laksana pemeliharaan untuk kelinci penghasil kulit, sebaiknya dipelihara kelinci rex, dan satin, karena kelinci ini mempunyai beberapa keistimewaan diantaranya bulu panjangnya seragam, banyak variasi warna. Di Balitnak Ciawi Bogor litter size kelinci Rex rata-rata 7 ekor, sapih 5 ekor, interval kelahiran 40,1 ekor berat potong 6 bulan 2,6 – 3,0 kg dengan berat karkas 50 %, luas kulit 1,1 – 1,8 feet2, Sedangkan pada pemeliharaan di daerah pegunungan Pandasari dengan ketinggian 1350 dpl Brebes menghasilkan litter size 6 – 7 ekor, dan sapih 4,2 ekor, kualitas bulu meningkat pada lingkungan yang bersuhu dan kelembaban rendah.
Pada pemeliharaan kelinci penghasil bulu sebaiknya dipelihara pada kandang individu dengan sistem baterry, dan dipotong pada umur 5 bulan untuk mendapatkan kulit yang lebar dan tebal, hasil penelitian Yurmiati (1991) bahwa kelinci yang dipotong umur 5 bulan menghasilkan kualitas yang baik, tidak rontok, tidak menggumpal dan pakan yang diberikan harus dibatasi (restricted feeding) dan secara mikroskopis ternyata bulu berada pada stadium pertumbuhan fase tellogen. Jenis kelamin yang dipelihara tergantung pada tujuan penggunaan kulit yang dihasilkan, bila ditujukan untuk pembuatan sepatu dapat digunakan kulit yang berasal dari kelinci jantan, sedangkan untuk garment, syal , mainan dibutuhkan kulit kelinci betina. Produksi kulit mentah dari kelinci adalah 8 – 10 % dari berat badan. Kualitas Pakan yang diberikan harus mengandung protein yang tinggi (16 -18 %, dengan energi metabolis 2500 Kkal. Ransum yang diberikan sebaiknya komplit pellet, air minum dan pengawasan penyakit, karena sebagai penghasil kulit bulu harus sehat dan tidak cacat, karena kualitas kulit mentah akan mempengaruhi kualitas fur yang dihasilkan.
Penghasil Wol
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi wol adalah bangsa, pakan, musim. Penghasil wol teristimewa adalah Kelinci ANGORA, mempunyai panjang bulu 15 – 20 cm, dapat dicukur sebanyak 4 kali per tahun, dan setelah dicukur, bulu wol akan tumbuh kembali sepanjang 7,5 – 10 cm, dan produksi wol yang dihasilkan 400 gram per tahun, harga per kg 20 – 50 US dollar. Bila dibandingkan dengan produksi wol domba, maka ternak kelinci 3 kali lipat dari produksi wol domba, Menurut Schlolaut (1981) bahwa kelinci Angora dengan berat badan 4 kg, dapat menghasilkan 800 gram wol per t ahun atau 225 gram wol per kg berat badan, sedangkan pada domba produksinya 65 gram wol per kg berat badan.
Setelah 1- 2 minggu setelah dicukur, kelinci harus diberikan pakan yang tinggi akan protein dan energy, kandungan protein pakan untuk kelinci penghasil wol 17 % dengan digestible energi 2750 Kkal/kg,dan dibutuhkan pula pemberian asam amino yang mengandung sulfur sebesar 0,8 % dan methionine 0,2 %, serat kasar 16 % dan lemak 2-3 %. Sistem perkandangan yang digunakan untuk penghasil wol adalah syntem baterry dengan pemeliharaan secara individual. Konsusi ransum 200 – 220 gram. Produser penghasil wol kelinci adalah China, Argentina Perancis.
Fancy / Kesenangan
Berbicara masalah fancy, yang perlu diperhatikan adalah melakukan berbagai perkawinan baik itu murni maupun antar bangsa, sehingga menghasilkan keturunan yang mempunyai sifat yang baik, warna yang beragam, sehingga dapat menarik minat konsumen, Dalam perdagangan untuk fancy sangat bervariasi dalam harga karena sangat tergantung kepada konsumen dan kelangkaan dari jeninya, dalam pemeliharaan relatif sama, dan dapat dipelihara dalam kandang batery secara individu atau dalam sistem ranch, yaitu sekelompok keluarga. Kebutuhan pakan relatif sama.
Cara Beternak Kelinci Yang Baik.
Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang kelinci, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
1. Penyiapan Sarana dan Perlengkapan
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21° C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm.
Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
1.Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
2. Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
3. Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).
Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.
2. Pembibitan
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.
1. Pemilihan bibit dan calon induk
Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
2. Perawatan Bibit dan calon induk
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
3. Sistem Pemuliabiakan
Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
1. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
2. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
3. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit.
4. Reproduksi dan Perkawinan
Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore
hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
5. Proses Kelahiran
Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
No comments:
Post a Comment