sekurang-kurangnya ada 3 problem pembangunan peternakan : penyediaan pakan, mutu pakan serta sumber pakan. pengembangan sapi potong dikerjakan melewati 3 pendekatan yakni : ( 1 ) pendekatan tehnis ; dengan langkah inseminasi buatan, perbaikan pakan, penanaman hijauan makanan ternak ( hmt ), teknologi pemakaian serta pengolahan limbah pertanian/perkebunan, penyebaran ternak, vaksinasi, peningkatan mutu genetis pejantan, kapasitas tampung tempat, pemberian pakan tambahan. ( 2 ) pendekatan terpadu ; peningkatan produksi melewati intensifikasi serta pembinaan masal perihal teknologi produksi, sosial serta ekonomi. ( 3 ) pendekatan agribisnis ; dikerjakan dengan produktif serta efisien membuahkan product peternakan yang mempunyai nilai makin serta daya saing tinggi.
Pemeliharaan sapi potong
usaha pemeliharaan sapi sekarang ini mempunyai tujuan untuk penggemukan ( fattening ) serta pembibitan ( reproduksi ). sistem pemeliharaan untuk tujuan penggemukan bisa dikerjakan dengan 3 langkah, yakni :
1. penggemukan dry lot fattening, langkah penggemukan dengan pemberian pakan penguat yang terdiri dari : biji-bijian, jagung dan hasil ikutan product pertanian layaknya katul, bungkil kelapa serta bungkil kacang. pada pola ini ternak dikandangkan terus-terusan
2. penggemukan pasture fattening, langkah penggemukan dengan langkah melepas ternak di padang penggembalaan
3. penggemukan campuran, adalah perpaduan pada dry lot fattening serta pasture fattening. tak hanya digembalakan juga diberi pakan penguat ( konsentrat ).
type ternak sapi potong
type sapi potong yang telah dikenal di indonesia diantaranya : sapi tropis ( sapi madura, bali, ongole serta brahman ), sapi subtropis ( simental, limousin, shorthorn, hereford, charolais, aberdeen angus ) serta sapi persilangan ( brahman cross ). sapi potong mempunyai ciri layaknya tubuh berupa persegi empat/balok, mutu daging maksimum, laju perkembangan cepat, cepat dewasa serta efesiensi pakan tinggi.
Penentuan bibit/bakalan sapi potong
kesuksesan budidaya sapi potong amat bergantung pada penentuan bibit serta pemeliharaan yang baik. bakalan untuk penggemukkan biasanya jantan. bibit mesti sehat, tidak cacat, dada didalam serta lebar, tidak kurus, memiliki perimbangan tubuh yang serasi, untuk pejantan memiliki testis yang normal serta berusia sekurang-kurangnya 2 th. ( telah siap bereproduksi ) dengan bobot badan lebih kurang 250-300 kg ( sapi po ).
Penentuan lokasi serta konstruksi kandang
lokasi kandang mesti strategis, dekat dengan lokasi pertanian serta perkebunan supaya terjalin integrasi tanaman-ternak, cukup jauh ( ± 50 m ) dari pemukiman, mempunyai sumber air bersih serta dekat dengan jalur. konstruksi kandang mesti kuat, luasan mencukupi syarat, sirkulasi hawa serta cahaya matahari cukup, drainase limbah baik, gampang dibersihkan, lantai rata, tidak licin, tidak kasar, gampang kering, tahan injak, ada area pakan serta minum.
ada 2 jenis kandang : ( 1 ) kandang koloni ; terdiri dari satu ruangan untuk memelihara ternak didalam jumlah banyak. kandang seukuran 7 x 9 m bisa menyimpan 20 ekor sapi. ( 2 ) kandang tunggal ; terdiri dari satu ruangan, dipakai untuk memelihara satu ekor ternak. kandang seukuran 2, 25 x 1 m atau 3, 75 m2/ekor
Pakan ternak sapi
didalam usaha budidaya ternak, hewan ternak memerlukan zat makanan yang memiliki kandungan protein serta daya. pakan ternak ruminansia meliputi hijauan rumput-rumputan untuk jadikan sumber daya serta hijauan leguminosa untuk jadikan sumber protein dan bisa diikutkan pakan tambahan konsentrat. keperluan kebutuhan hijauan segar 10% dari bobot badan, namun pakan konsentrat sejumlah 1–2 persen dari bobot badan. konsentrat adalah pakan tambahan yang memiliki kandungan serat rendah serta kandungan daya tinggi.
hijauan rumput yang biasa jadikan pakan ternak layaknya rumput alam, rumput gajah ( pennisetum purpureum ), rumput setaria ( setaria sphacelata ), rumput benggala, rumput raja ( pennisetum purpureophoides ). namun type leguminosa layaknya lamtoro ( leucaena leucocephala ), kaliandra ( calliandra calothyrsus meissn ), gamal ( gliricidia sepium ), turi ( sesbania grandiflora ), albesia. sisa hasil pertanian yang bisa jadikan sumber hijauan pakan ternak layaknya jerami padi, daun serta tongkol jagung, jerami kacang tanah. jerami padi memiliki kandungan serat yang tinggi serta kandungan daya rendah hingga nilai cernanya rendah. karenanya dibutuhkan satu perlakuan supaya gampang dicerna yakni dengan proses fermentasi.
produktivitas ternak ruminansia bisa diperbaiki memanfaatkan mikroorganisme / probiotik didalam pakan manfaat menambah mutu pakan serta melakukan perbaikan keadaan rumen. ada dua langkah pengolahan hijauan pakan ternak yakni melewati pengawetan serta melewati teknologi pengkayaan nutrisi ( spesial untuk limbah hasil pertanian/perkebunan ).
Pengolahan limbah ternak
di samping membuahkan product utama berbentuk daging, usaha peternakan juga membuahkan product sampingan berbentuk limbah kotoran ternak ( feses ). tiap-tiap harinya, seekor sapi membuahkan kotoran 10-15 kg. pada peternakan skala kecil barangkali perihal ini tidak demikian punya pengaruh dikarenakan jumlahnya yang sedikit. walau demikian pada usaha peternakan skala besar limbah bisa menyebabkan problem untuk pelestarian lingkungan apabila tidak dikerjakan dengan benar. dikarenakan itu, butuh dikerjakan pengolahan limbah dengan pas serta ramah lingkungan.
sepanjang ini, limbah ternak bisa diolah untuk jadikan kompos serta untuk jadikan bahan baku penghasil biogas. karenanya ada pengolahan limbah ternak ini tak hanya bisa menangani problem lingkungan juga bisa berikan nilai makin untuk peternak dikarenakan memiliki nilai ekonomis. pembuatan kompos bisa beri dukungan aktivitas pertanian untuk mengembalikan kesuburan tempat. adapun pembuatan biogas bisa jadikan alternatif pengganti sumber daya yang tidak bisa diperbaharui layaknya bahan bakar fosil. tak hanya membuahkan gas metan, biogas juga membuahkan pupuk organik padat serta pupuk organik cair.
Penanganan penyakit
lebih dari satu type penyakit yang bisa menyerang pada sapi, yakni :
a. foot root ( kuku busuk ). dikarenakan oleh infeksi bakteri / kuman fusobacterium necrophorus serta fusiformis nodosus pada tempat kuku. penyembuhan dikerjakan dengan langkah bersihkan jaringan mati/busuk di kuku, kuku dipotong sampai bagian sehat tampak, lantas direndam didalam cairan desinfektan layaknya formalin 10%, serta diperban
b. septichaemia epizooticae ( se / ngorok ). penyakit ini menular disebabkan bakteri pasteurella multocida. pencegahan dikerjakan dengan vaksinasi serta penyembuhan bisa dipakai antibiotik streptomisin, teramisin atau aeromisin.
c. malighnant catarrhal fever ( mcf/ingus jahat ). dikarenakan oleh virus herpes serta adalah satu penyakit infeksi. penyembuhan belum ada, untuk menghindar infeksi sekunder bisa diberikan antibiotik berspektrum luas, tidak meletakkan kandang ternak sapi dekat dengan kandang domba.
d. anthrax ( radang limpa / cenang hideung ). berbentuk menular serta adalah penyakit zoonosis yang dikarenakan oleh bakteri bacillus anthracis. pencegahan dikerjakan di tempat yang dulu terjadi penyakit dengan vaksinasi. namun penyembuhan yang efektif yakni memberikan antiserum homolog serta bisa juga digabungkan dengan antibiotik penisilin atau streptomisin.
e. penyakit mulut serta kuku ( pmk ). adalah penyakit amat menular pada hewan berkuku genap yang dikarenakan oleh virus. pengendalian bisa dikerjakan dengan vaksinasi hewan-hewan rawan serta penyembuhan dengan antibiotik bisa diberikan untuk menghindar terjadinya infeksi sekunder. Ternak sapi potong
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment